A. Litosfer
Bumi tersusun dari tiga lapisan, yaitu kulit bumi, mantel bumi, dan inti
bumi. Manusia hidup di permukaan bumi menempati lapisan terluar (kulit
bumi) yang sering juga disebut kerak bumi atau litosfer.
1. Pengertian Litosfer
Istilah litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos yang artinya batuan dan sphera yang
artinya lapisan. Jadi litosfer adalah lapisan bumi paling luar dan
terdiri atas batuan. Dalam pengertian lebih luas, litosfer dapat berarti
seluruh lapisan bumi dari lapisan kerak bumi (crust) sampai ke bagian inti bumi yang cair (molten core), tetapi tidak termasuk hidrosfer dan atmosfer.
Yang dimaksud batuan bukan hanya benda yang keras yang berupa batu dalam
kehidupan sehari-hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung
api, pasir, dan kerikil.
Litosfer atau kerak bumi merupakan lapisan terluar dari bumi yang berupa
benda padat dengan ketebalan rata-rata 70 km dan berat jenisnya 2,8
gram/cm3. Kerak bumi terdiri atas kerak daratan dan kerak lautan dan
tersusun dari bermacam-macam batuan dengan ketebalan yang berbeda-beda.
Kerak daratan adalah kerak bumi pada bagian daratan (permukaan bumi di
daratan), sedangkan kerak lautan adalah kerak bumi yang menempati dasar
laut (permukaan bumi di dasar laut). Kerak daratan lebih tebal jika
dibanding dengan kerak lautan.
2. Bentuk Kerak Daratan
Kerak daratan terdiri dari bermacam-macam bentuk, misalnya dataran,
pegunungan, lembah, dan cekungan. Berbagai macam bentuk permukaan bumi
tersebut dinamakan bentang alam.
Dataran merupakan bagian bentang alam dengan bentuk permukaan hampir
rata yang sangat luas. Dataran terdiri dari dataran rendah dan dataran
tinggi. Dataran rendah mempunyai ketinggian kurang dari 200 m dari
permukaan air laut.
Beberapa bagian dari permukaan bumi kita terdiri dari gunung-gunung yang
membentuk suatu pegunungan. Gunung merupakan permukaan bumi yang
mengerucut. Lembah adalah dataran di sepanjang sungai. Sedangkan
cekungan merupakan dataran rendah yang dikelilingi oleh dataran tinggi.
3. Bentuk Kerak Lautan
Berbeda dengan permukaan air laut yang terlihat hampir rata, permukaan
bumi di dasar lautan terdiri dari bermaca-mmacam bentuk. Perhatikan
gambar berikut!
4. Batuan Pembentuk Permukaan Bumi
Litosfer merupakan lapisan terluar dari bumi yang sebagian besar terdiri
dari batuan. Proses pembentukan batuan di permukaan bumi diawali dari
magma pijar yang berasal dari dalam bumi yang mengalami proses
pendinginan dan akhirnya menjadi batuan beku. Karena proses alam, batuan
beku tersebut mengalami proses penghancuran yang kemudian membentuk
batuan sedimen. Dalam perkembangan berikutnya batuan sedimen dapat
berubah menjadi batuan metamorf karena proses metamorfosis batuan.
Dari uraian di atas, secara garis besar batuan di permukaan bumi dapat
dibedakan menjadi tiga berdasarkan proses pembentukannya, yaitu batuan
beku, batuan sedimen, dan batuan malihan.
a. Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan keras yang terbentuk dari magma yang keluar
dari perut bumi dan membeku karena mengalami proses pendinginan. Karena
itu, batuan beku juga disebut sebagai bekuan.
Batuan beku dapat dibedakan berdasarkan tempat magma yang keluar membeku menjadi tiga jenis.
1) Batuan beku dalam, yaitu merupakan hasil pembekuan magma di bagian
dalam perut bumi, bahkan di dalam dapur magma. Karena proses pendinginan
yang terjadi berlangsung sangat lambat, maka dihasilkan hablur
mineral yang sempurna (teratur). Contoh batuan beku dalam antara lain
sienit, granit, diorit, dan gabro.
2) Batuan beku luar, yaitu terbentuk karena adanya proses pembekuan
magma pada permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan batuan ini
terjadi secara cepat akibat penurunan suhu yang mendadak. Contoh batuan
beku dalam antara lain obsidian, liparit, trachit, desit, andesit, dan
basalt.
3) Batuan beku korok, yaitu terbentuk karena proses penyusupan magma
pada celah-celah litosfer bagian atas dan kemudian membeku. Oleh
karenanya, posisi batuan beku korok biasanya dekat dengan permukaan
bumi. Batuan beku jenis ini juga mengkristal. Beberapa contoh batuan
beku korok antara lain porfir granit, porfir diorit, dan ordinit.
Di alam, kita dapat membedakan empat macam batuan beku berdasarkan teksturnya, yaitu sebagai berikut.
1) Batuan granitoid, yaitu semua batuan yang butir-butir mineralnya cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata biasa (megaskopis).
2) Batuan felsitoid, (aphanit) yaitu batuan yang tersusun terutama atau seluruhnya atas butir-butir mineral kecil yang hanya dapat dikenal jika dilihat dengan bantuan lensa kuat (mikroskopis).
3) Batuan gelas, yaitu batuan yang tersusun seluruhnya atau sebagian besar atas bahan gelas yang berkilap kaca.
4) Batuan pecahan (fragment), yaitu batuan yang tersusun terutama atas bahan yang dikeluarkan vulkan.
1) Batuan granitoid, yaitu semua batuan yang butir-butir mineralnya cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata biasa (megaskopis).
2) Batuan felsitoid, (aphanit) yaitu batuan yang tersusun terutama atau seluruhnya atas butir-butir mineral kecil yang hanya dapat dikenal jika dilihat dengan bantuan lensa kuat (mikroskopis).
3) Batuan gelas, yaitu batuan yang tersusun seluruhnya atau sebagian besar atas bahan gelas yang berkilap kaca.
4) Batuan pecahan (fragment), yaitu batuan yang tersusun terutama atas bahan yang dikeluarkan vulkan.
b. Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku atau zat padat yang mengalami
erosi di tempat tertentu kemudian mengendap dan menjadi keras. Batuan
sedimen biasanya berlapis-lapis secara mendatar. Di antara batuan ini,
seringkali ditemukan fosil-fosil.
Batuan sedimen dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sedimen klastis, kimiawi, dan organik.
1) Batuan sedimen klastis terbentuk karena pelapukan atau erosi pada
pecahan batuan atau mineral, sehingga batuan menjadi hancur atau pecah
dan kemudian mengendap di tempat tertentu dan menjadi keras. Susunan
kimia dan warna batuan ini biasanya sama dengan batuan asalnya. Contoh
batuan sedimen klastis antara lain batu konglomerat, batu breksi, dan
batu pasir.
2) Batuan sedimen kimiawi terbentuk karena pengendapan melalui proses
kimia pada mineral-mineral tertentu. Misalnya, pada batu kapur yang
larut oleh air kemudian mengendap dan membentuk stalaktit dan stalagmit
di gua kapur. Contoh batuan sedimen kimiawi lainnya adalah garam.
3) Batuan sedimen organik atau batuan sedimen biogenik terbentuk karena
adanya sisa-sisa makhluk hidup yang mengalami pengendapan di tempat
tertentu. Contohnya, batu karang yang terbentuk dari terumbu karang
yang mati dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar.
c. Batuan Malihan (Metamorfosis)
Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan sedimen yang telah
berubah wujud. Karena itu, batuan malihan disebut juga batuan
metamorfosis.
Batuan malihan dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sebagai berikut.
1) Batuan malihan kontak, yaitu terbentuk karena adanya pemanasan atau
peningkatan suhu dan perubahan kimia karena intrusi magma. Contohnya,
batu marmer yang berasal dari batu kapur.
2) Batuan malihan dinamo, yaitu terbentuk karena adanya tekanan yang
besar disertai pemanasan dan tumbukan. Tekanan dapat berasal dari
lapisan-lapisan yang berada di atas batu dalam jangka waktu lama.
Contohnya batu sabak yang berasal dari tanah liat. Contoh
lainnya batubara yang berasal dari sisa-sisa jasad hewan dan tumbuhan di
daerah rawa-rawa (tanah gambut).
3) Batuan malihan thermal-pneumatolik, yaitu terbentuk karena adanya
zat-zat tertentu yang memasuki batuan yang sedang mengalami
metamorfosis. Contohnya, batu zamrud, permata, dan topaz.
5. Proses Alam
Permukaan bumi terbentuk karena adanya proses alamiah yang berlangsung
terus-menerus. Peristiwa alamiah tersebut digerakkan oleh suatu tenaga
alamiah yang berasal dari dalam maupun luar bumi. Tenaga-tenaga yang
berasal dari dalam bumi dan bersifat membentuk permukaan bumi dikenal
sebagai tenaga endogen. Adapun tenaga-tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat mengubah atau merusak permukaan bumi disebut tenaga eksogen.
a. Tenaga Endogen
Gempa bumi dan gunung meletus tersebut terjadi karena proses alam akibat tenaga dari dalam bumi atau tenaga endogen.
Tenaga endogen secara umum ada dua macam, yaitu
tektonisme dan vulkanisme. Tektonisme merupakan gejala alam yang berupa peristiwa pergerakan lapisan kerak bumi yang menyebabkan perubahan pada permukaan bumi. Peristiwa alami karena tektonisme dapat berupa pelipatan, pergeseran, ataupun pengangkatan membentuk struktur permukaan bumi. Beberapa contoh bentuk alam yang disebabkan oleh gejala tektonisme antara lain adanya lembah, gunung, jurang, dan bukit.
tektonisme dan vulkanisme. Tektonisme merupakan gejala alam yang berupa peristiwa pergerakan lapisan kerak bumi yang menyebabkan perubahan pada permukaan bumi. Peristiwa alami karena tektonisme dapat berupa pelipatan, pergeseran, ataupun pengangkatan membentuk struktur permukaan bumi. Beberapa contoh bentuk alam yang disebabkan oleh gejala tektonisme antara lain adanya lembah, gunung, jurang, dan bukit.
Adapun gejala alam yang berupa peristiwa keluarnya magma dari perut bumi ke permukaan dinamakan vulkanisme.
Vulkanisme terjadi akibat tekanan gas di dapur magma yang temperaturnya
tinggi, sehingga magma mendesak keluar. Aktivitas gunung berapi
merupakan contoh peristiwa vulkanisme.
Peristiwa alam tektonisme dan vulkanisme terjadi karena pada dasarnya
bentuk bumi ini tidak bulat sempurna. Bumi tersusun atas
lempengan-lempengan besar atau lempeng tektonik yang selalu bergerak.
Setiap pergerakan suatu lempeng akan menyebabkan terjadinya gesekan
dengan lempengan lainnya. Pergesekan tersebut akan terjadi di
batas lempeng.
b. Tenaga Eksogen
Tenaga pengubah bentuk permukaan bumi yang berasal dari luar permukaan
bumi dinamakan tenaga eksogen. Tenaga eksogen biasanya membentuk
permukaan bumi dengan perusakan, misalnya melalui pelapukan, erosi,
dan abrasi.
1) Pelapukan
Pelapukan merupakan proses alami hancurnya batuan tertentu menjadi
berbagai jenis tanah. Proses pelapukan tergantung kepada beberapa sebab,
misalnya susunan dan bahan pembentuk batuan, temperatur dan cuaca
di sekitar batuan, serta kelebatan tumbuhan yang ada di sekitar batuan.
Berdasarkan penyebabnya, proses pelapukan dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu pelapukan kimia, fisika, dan biologi.
Pelapukan kimia adalah pelapukan yang terjadi
karena reaksi kimia yang mengakibatkan hancurnya batuan. Pelapukan jenis
ini dapat terjadi dengan cepat di daerah yang sangat panas atau sangat
dingin. Peristiwa pelapukan kimia dapat terjadi karena batuan
bereaksi dengan bahan kimia tertentu, misalnya batuan gamping yang
melapuk karena terkena air.
Pelapukan fisika adalah proses hancurnya batuan karena
proses fisika pada batuan tersebut. Pelapukan jenis ini biasanya tidak
akan mengubah sifat dasar dan komposisi batuan yang mengalaminya.
Pelapukan fisika biasanya terjadi karena temperatur di sekitar
batuan selalu berubah- ubah secara cepat. Peristiwa pelapukan fisika
dapat terjadi karena batuan mengalami perubahan mekanik. Misalnya sebuah
batu pada siang hari memuai karena panas matahari dan pada malam hari
mengerut karena udara dingin.
Pelapukan biologi adalah proses hancurnya batuan karena
aktivitas makhluk hidup. Pelapukan biologi biasanya disertai oleh
pelapukan kimia. Misalnya batu yang hancur karena ditumbuhi lumut, dan
tanaman lain, atau batu yang berlubang karena dilubangi semut.
2) Erosi
Air yang mengalir di sungai dapat mengakibatkan runtuhnya
dinding-dinding sungai. Proses runtuhnya dinding sungai didahului dengan
pengikisan oleh aliran air.
Proses pengikisan ini disebut sebagai erosi. Erosi tidak hanya terjadi akibat tenaga air, tetapi juga angin, gelombang laut, dan es.
Proses pengikisan ini disebut sebagai erosi. Erosi tidak hanya terjadi akibat tenaga air, tetapi juga angin, gelombang laut, dan es.
Erosi didefinisikan sebagai proses terjadinya pengikisan
pada bagian-bagian tertentu di muka bumi. Materi dari bagian yang
mengalami pengikisan tersebut dapat mengalami perpindahan dari tempat
asalnya. Proses perpindahan materi tersebut dinamakan transportasi.
Berdasarkan penyebabnya, erosi dapat dibedakan menjadi lima jenis sebagai berikut.
a) Ablasi, yaitu erosi yang terjadi karena aliran air yang mengikis batuan atau permukaan bumi. Saat terjadi hujan di gunung, batuan dan tanah yang ada di permukaan gunung terkikis oleh air hujan yang mengalir dari puncak ke kaki gunung.
b) Deflasi terjadi karena adanya hembusan angin yang mengikis permukaan bumi. Contohnya, angin laut yang berhembus dari laut ke daratan dapat mengikis batuan dan pasir yang ada di daerah pantai.
c) Korosi terjadi karena hembusan angin yang membawa butiran pasir. Angin yang meniupkan butiran pasir menerpa bagian batuan tertentu sehingga batuan tersebut melapuk dan terkikis.
d) Abrasi terjadi di pantai karena gelombang air laut mengikis tepian pantai. Contohnya, pasir pantai dan karang yang tergerus oleh gelombang laut yang surut.
e) Eksarasi merupakan erosi yang terjadi karena gerakan es yang mencair atau gletser. Air dari es yang mencair di puncak gunung salju mengikis permukaan gunung di sepanjang jalur yang dilalui.
3) Sedimentasi
a) Ablasi, yaitu erosi yang terjadi karena aliran air yang mengikis batuan atau permukaan bumi. Saat terjadi hujan di gunung, batuan dan tanah yang ada di permukaan gunung terkikis oleh air hujan yang mengalir dari puncak ke kaki gunung.
b) Deflasi terjadi karena adanya hembusan angin yang mengikis permukaan bumi. Contohnya, angin laut yang berhembus dari laut ke daratan dapat mengikis batuan dan pasir yang ada di daerah pantai.
c) Korosi terjadi karena hembusan angin yang membawa butiran pasir. Angin yang meniupkan butiran pasir menerpa bagian batuan tertentu sehingga batuan tersebut melapuk dan terkikis.
d) Abrasi terjadi di pantai karena gelombang air laut mengikis tepian pantai. Contohnya, pasir pantai dan karang yang tergerus oleh gelombang laut yang surut.
e) Eksarasi merupakan erosi yang terjadi karena gerakan es yang mencair atau gletser. Air dari es yang mencair di puncak gunung salju mengikis permukaan gunung di sepanjang jalur yang dilalui.
3) Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan material hasil erosi pada
tempat tertentu. Materi yang mengendap dapat disebabkan oleh berbagai
hal, misalnya terbawa angin, aliran air, atau gletser. Semua yang
mengendap kemudian akan menyatu dan membentuk batuan baru yang disebut
batuan sedimen.
Berdasarkan penyebabnya, sedimentasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Sedimentasi akuatisatau sedimentasi karena air sungai, yaitu proses pengendapan materi-materi yang terbawa oleh aliran air di tempat-tempat yang dilaluinya. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi fluvial adalah delta dan bantaran sungai. Delta berupa daratan di dekat pantai yang terbentuk karena pengendapan lumpur, tanah, pasir dan batuan yang terbawa oleh air sungai. Adapun bantaran sungai merupakan daratan semacam delta yang terbentuk di tepi sungai.
b) Sedimentasi aeolis atau sedimentasi karena angin, yaitu proses pengendapan materi-materi yang terbawa oleh hembusan angin di tempat-tempat yang dilalui oleh tiupan angin tersebut. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi aeolis antara lain adalah gumuk pasir (sand dunes).
c) Sedimentasi marine atau sedimentasi karena air laut, yaitu proses pengendapan material yang terbawa oleh gelombang air laut. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi marine antara lain tumpukan karang di pantai, bar (endapan pasir yang panjang seperti pematang) di pantai, tombolo (bar yang terbentuk dekat pantai dan terhubung dengan daratan), serta karang atol (karang yang bentuknya terputus-putus).
a) Sedimentasi akuatisatau sedimentasi karena air sungai, yaitu proses pengendapan materi-materi yang terbawa oleh aliran air di tempat-tempat yang dilaluinya. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi fluvial adalah delta dan bantaran sungai. Delta berupa daratan di dekat pantai yang terbentuk karena pengendapan lumpur, tanah, pasir dan batuan yang terbawa oleh air sungai. Adapun bantaran sungai merupakan daratan semacam delta yang terbentuk di tepi sungai.
b) Sedimentasi aeolis atau sedimentasi karena angin, yaitu proses pengendapan materi-materi yang terbawa oleh hembusan angin di tempat-tempat yang dilalui oleh tiupan angin tersebut. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi aeolis antara lain adalah gumuk pasir (sand dunes).
c) Sedimentasi marine atau sedimentasi karena air laut, yaitu proses pengendapan material yang terbawa oleh gelombang air laut. Hasil pembentukan dari proses sedimentasi marine antara lain tumpukan karang di pantai, bar (endapan pasir yang panjang seperti pematang) di pantai, tombolo (bar yang terbentuk dekat pantai dan terhubung dengan daratan), serta karang atol (karang yang bentuknya terputus-putus).
Kenampakan-kenampakan alam yang terbentuk akibat adanya proses
sedimentasi oleh tenaga air antara lain delta, nehrung, tombolo, dataran
banjir.
- Delta adalah endapan tanah yang terdapat di muara sungai. Bentuk-bentuk delta antara lain delta kipas, delta runcing, dan delta kaki burung atau lobben.
- Nehrung adalah endapan pasir tepi pantai yang melintang seperti lidah banyak dijumpai di sekitar teluk atau estuaria.
- Tombolo adalah endapan pasir yangmenghubungkan daratan dengan pulau yang berada di dekat pantai.
- Dataran banjir adalah dataran yang berada di kanan kiri sungai dan terbentuk akibat luapan saat terjadi banjir.
c. Pengaruh Tenaga Endogen dan Eksogen
Proses alami pembentukan permukaan bumi karena faktor tenaga
endogen dan tenaga eksogen dapat menghasilkan dampak-dampak tertentu,
baik yang bersifat positif maupun negatif.
Dampak positif tenaga endogen antara lain sebagai berikut.
1) Pembentukan patahan dan lipatan menyebabkan adanya keanekaragaman bentuk permukaan bumi seperti adanya danau, pegunungan, sungai dan dataran. Hasil bentukan ini dapat kita nikmati sebagai suatu keindahan alam dan juga memberi manfaat besar bagi manusia. Contoh manfaat tersebut misalnya, pegunungan yang memengaruhi cuaca di sekitarnya, atau aliran sungai yang airnya dapat dimanfaatkan oleh manusia.
2) Proses vulkanisme dapat menyuburkan tanah, misalnya letusan gunung berapi yang menghamburkan debu vulkanik.
3) Pembentukan batuan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, misalnya granit dan fosfat yang menjadi bahan-bahan dasar industri.
4) Pembentukan logam-logam di perut bumi yang bermanfaat, semacam besi, baja, timah.
1) Pembentukan patahan dan lipatan menyebabkan adanya keanekaragaman bentuk permukaan bumi seperti adanya danau, pegunungan, sungai dan dataran. Hasil bentukan ini dapat kita nikmati sebagai suatu keindahan alam dan juga memberi manfaat besar bagi manusia. Contoh manfaat tersebut misalnya, pegunungan yang memengaruhi cuaca di sekitarnya, atau aliran sungai yang airnya dapat dimanfaatkan oleh manusia.
2) Proses vulkanisme dapat menyuburkan tanah, misalnya letusan gunung berapi yang menghamburkan debu vulkanik.
3) Pembentukan batuan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, misalnya granit dan fosfat yang menjadi bahan-bahan dasar industri.
4) Pembentukan logam-logam di perut bumi yang bermanfaat, semacam besi, baja, timah.
Dampak positif tenaga eksogen, antara lain sebagai berikut.
1) Di daerah pesisir, tenaga eksogen menghasilkan delta-delta di muara sungai yang subur sangat bermanfaat bagi manusia.
2) Hasil erosi dan sedimentasi di pesisir sangat baik untuk pertanian dan perikanan.
1) Di daerah pesisir, tenaga eksogen menghasilkan delta-delta di muara sungai yang subur sangat bermanfaat bagi manusia.
2) Hasil erosi dan sedimentasi di pesisir sangat baik untuk pertanian dan perikanan.
Sedangkan dampak negatif akibat tenaga endogen dan eksogen antara lain sebagai berikut.
1) Gunung yang meletus akan mengeluarkan lava, awan panas, dan material vulkanis yang dapat merusak lingkungan yang terkena seperti hutan, lahan pertanian, dan permukiman penduduk.
2) Gempa tektonik mengakibatkan rusaknya bangunan, retaknya tanah memutus jalan, listrik dan sarana-sarana lainnya, serta korban jiwa yang banyak.
3) Gas beracun yang keluar dari letusan gunung berapi dapat
mengancam penduduk di sekitarnya.
4) Keadaan relief Indonesia yang kasar dan banyak memiliki gunung mengakibatkan banyak kejadian erosi dan tanah longsor.
5) Sedimentasi di muara sungai menyebabkan pendangkalan. Akibatnya lalu lintas air terhambat dan mengakibatkan banjir.
6) Abrasi yang terus-menerus terjadi mengakibatkan garis pantai makin maju ke arah daratan, sehingga banyak rumah di pantai yang hancur dan terendam laut.
7) Longsor tanah atau lahan di daerah berlereng yang mengakibatkan kerusakan lahan dan bangunan.
8) Angin kencang dan angin puting beliung mengakibatkan kerusakan tanaman dan bangunan.
1) Gunung yang meletus akan mengeluarkan lava, awan panas, dan material vulkanis yang dapat merusak lingkungan yang terkena seperti hutan, lahan pertanian, dan permukiman penduduk.
2) Gempa tektonik mengakibatkan rusaknya bangunan, retaknya tanah memutus jalan, listrik dan sarana-sarana lainnya, serta korban jiwa yang banyak.
3) Gas beracun yang keluar dari letusan gunung berapi dapat
mengancam penduduk di sekitarnya.
4) Keadaan relief Indonesia yang kasar dan banyak memiliki gunung mengakibatkan banyak kejadian erosi dan tanah longsor.
5) Sedimentasi di muara sungai menyebabkan pendangkalan. Akibatnya lalu lintas air terhambat dan mengakibatkan banjir.
6) Abrasi yang terus-menerus terjadi mengakibatkan garis pantai makin maju ke arah daratan, sehingga banyak rumah di pantai yang hancur dan terendam laut.
7) Longsor tanah atau lahan di daerah berlereng yang mengakibatkan kerusakan lahan dan bangunan.
8) Angin kencang dan angin puting beliung mengakibatkan kerusakan tanaman dan bangunan.
B. Atmosfer
Selain lapisan-lapisan yang membentuk permukaan bumi, planet bumi juga
diselubungi oleh lapisan-lapisan gas. Lapisan-lapisan gas tersebut
merupakan gabungan dari berbagai gas berlapis-lapis dan tidak berwarna
dan sering disebut dengan atmosfer.
1. Pengertian Atmosfer
Atmosfer bertindak sebagai pelindung bagi kehidupan di bumi dari energi
matahari yang sangat kuat pada siang hari, dan mencegah hilangnya panas
ke ruang angkasa pada malam hari. Istilah atmosfer berasal dari bahasa
Yunani atmos yang berarti uap dari sphaira berarti lapisan. Secara
umum, pengertian atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti
bumi. Lapisan gas ini tetap berada di tempatnya karena pengaruh
gaya gravitasi bumi.
Secara fisik atmosfer dapat dirasakan dan dapat
diperkirakan keberadaannya. Ketika kamu berdiri di pantai atau
di lapangan terbuka, akan terasa sekali terpaan angin yang merupakan
bagian dari atmosfer. Atmosfer mempunyai beberapa sifat, antara lain
sebagai berikut.
a. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin.
b. Dinamis dan elastis sehingga dapat mengembang dan mengerut.
c. Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi.
d. Mempunyai berat sehingga dapat menimbulkan tekanan.
a. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin.
b. Dinamis dan elastis sehingga dapat mengembang dan mengerut.
c. Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi.
d. Mempunyai berat sehingga dapat menimbulkan tekanan.
Lapisan atmosfer yang menyelimuti bumi mempunyai ketebalan yang sulit
untuk ditetapkan secara pasti. Bukan karena tebalnya lapisan atmosfer
tersebut sehingga sulit diukur, tetapi disebabkan oleh batas antara
lapisan atmosfer bumi dengan angkasan luar (outer space) yang tidak
jelas. Sebagian besar ahli ilmu iklim menyepakati bahwa ketebalan
lapisan atmosfer adalah lebih dari 650 km.
2. Susunan Atmosfer
Gas-gas yang membentuk atmosfer sering kita sebut udara, terdiri atas
unsur-unsur gas dan senyawa kimia. Gas yang membentuk udara di atmosfer
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu gas yang jumlahnya permanen
(gas konstan) dan gas yang jumlahnya berubah (gas variabel).
a. Gas di atmosfer yang jumlahnya tetap atau permanen yaitu nitrogen, oksigen, hidrogen, helium, dan beberapa jenis gas yang keberadaannya di atmosfer sedikit seperti argon, neon, krypton, dan xenon. Gas-gas ini mempunyai proporsi relatif konstan permukaan bumi sampai ketinggian kira-kira 25 km. Campuran dari gas-gas tersebut dinamakan udara kering. Di alam ini, tidak pernah ada udara kering murni. Hal ini disebabkan adanya uap air di udara yang jumlahnya berubah-ubah dan adanya pengotoran udara, misalnya oleh debu. Udara semacam ini disebut udara alam (natural air).
a. Gas di atmosfer yang jumlahnya tetap atau permanen yaitu nitrogen, oksigen, hidrogen, helium, dan beberapa jenis gas yang keberadaannya di atmosfer sedikit seperti argon, neon, krypton, dan xenon. Gas-gas ini mempunyai proporsi relatif konstan permukaan bumi sampai ketinggian kira-kira 25 km. Campuran dari gas-gas tersebut dinamakan udara kering. Di alam ini, tidak pernah ada udara kering murni. Hal ini disebabkan adanya uap air di udara yang jumlahnya berubah-ubah dan adanya pengotoran udara, misalnya oleh debu. Udara semacam ini disebut udara alam (natural air).
Di antara gas-gas tersebut, oksigen memegang peranan penting bagi
kehidupan. Salah satunya mengubah makanan menjadi energi hidup. Oksigen
dapat bersenyawa dengan unsur-unsur kimia lain, juga diperlukan untuk
pembakaran.
Nitrogen terdapat di udara dalam jumlah paling banyak yaitu meliputi 78
bagian. Nitrogen tidak langsung bersenyawa dengan elemen-elemen lain,
tetapi pada hakikatnya nitrogen penting bagi kehidupan karena merupakan
bagian dari senyawa organis.
Helium dan hidrogen sangat jarang di udara kecuali pada elevasi
(ketinggian) yang tinggi. Gas-gas ini merupakan gas yang paling ringan
dan sering dipakai untuk mengisi balon meteorologi.
Neon, argon, xenon, dan krypton disebut gas mulia (inert gases), karena
tidak mudah bersenyawa dengan elemen lain. Manfaat gas antara lain neon
digunakan untuk reklame atau lampu penerang dan argon dipakai dalam bola
lampu listrik.
b. Gas yang jumlahnya berubah terdiri atas uap air, karbon dioksida, dan
ozon. Ketiga gas ini penting dalam proses pertukaran panas oleh
penyinaran antara atmosfer, matahari, bumi dan antara bagian-bagian di
atmosfer sendiri.
Meskipun nitrogen dan oksigen keduanya meliputi jumlah 99% volume udara,
tetapi kedua gas ini sangat pasif terhadap proses-proses meteorologi.
Gas-gas yang penting di dalam proses meteorologi antara lain sebagai
berikut.
1) Uap air (H2O), gas ini dapat berubah wujud dari fase gas menjadi fase cair dan padat.
2) Karbon dioksida (CO2), gas ini dapat menjadi inti-inti kondensasi yang mempercepat proses pembentukannya.
3) Ozon (O3), gas ini terdapat terutama pada ketinggian 20–30 km. Ozon penting karena menyerap sinar ultra violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi manusia.
1) Uap air (H2O), gas ini dapat berubah wujud dari fase gas menjadi fase cair dan padat.
2) Karbon dioksida (CO2), gas ini dapat menjadi inti-inti kondensasi yang mempercepat proses pembentukannya.
3) Ozon (O3), gas ini terdapat terutama pada ketinggian 20–30 km. Ozon penting karena menyerap sinar ultra violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi manusia.
3. Lapisan Atmosfer
Menurut perubahan suhu dan ketinggiannya, atmosfer dapat dikelompokkan
menjadi empat lapisan, yakni troposfer, stratosfer, mesosfer, dan
termosfer (ionosfer).
a. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah, terletak pada ketinggian antara 0 –
16 km. Beberapa ciri lapisan ini adalah sebagai berikut.
1) Lapisan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan di bumi. Pada lapisan ini terjadi peristiwa-peristiwa cuaca seperti angin, hujan, awan, dan halilintar. Lapisan troposfer merupakan satu-satunya lapisan atmosfer yang mengandung uap air.
1) Lapisan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan di bumi. Pada lapisan ini terjadi peristiwa-peristiwa cuaca seperti angin, hujan, awan, dan halilintar. Lapisan troposfer merupakan satu-satunya lapisan atmosfer yang mengandung uap air.
2) Temperatur troposfer relatif tidak konstan, makin tinggi dari permukaan bumi, suhunya makin rendah.
3) Ketebalan dan ketinggian lapisan ini berbeda-beda di setiap bagian
bumi. Di daerah kutub ketinggiannya ±8 km dengan suhu ±-46° C, di daerah
sedang ketebalannya ±11 km dengan suhu ± -50° C, dan di daerah
khatulistiwa ketinggiannya ±16 km dengan suhu ± -30° C. Terjadinya
perbedaan ketebalan atmosfer antara di bagian kutub dan khatulistiwa
diakibatkan karena adanya pengaruh rotasi bumi. Efek yang ditimbulkan
gerakan rotasi di bagian khatulistiwa lebih besar bila dibandingkan di
bagian kutub. Hal itulah yang mengakibatkan ketebalan atmosfer di bagian
khatulistiwa lebih besar.
4) Troposfer terdiri atas beberapa lapisan, yaitu lapisan planetair
dengan ketinggian 0 – 1 km, lapisan konveksi dengan ketinggian 1 – 8 km,
dan lapisan tropopause dengan ketinggian 8 – 12 km.
5) Tropopaus merupakan lapisan antara yang membatasi lapisan troposfer
dengan lapisan di atasnya (stratosfer). Temperaturnya relatif konstan.
6) Gerakan udara secara vertikal (konveksi) terhenti pada lapisan tropopause ini.
b. Stratosfer
Merupakan lapisan udara yang terletak pada ketinggian antara 16 – 50 km. Ciri-ciri lapisan ini adalah sebagai berikut.
1) Lapisan stratosfer terbagi atas tiga lapisan sebagai berikut.
a) Lapisan isotherm, terletak antara 16 – 20 km dengan temperatur yang tetap, yaitu -50° C.
b) Lapisan panas, terletak antara 21 – 35 km dengan
temperatur antara -50° C sampai + 50° C.
c) Lapisan campuran teratas, terletak antara 36 – 50 km
dengan temperatur antara -70° C sampai +80° C.
1) Lapisan stratosfer terbagi atas tiga lapisan sebagai berikut.
a) Lapisan isotherm, terletak antara 16 – 20 km dengan temperatur yang tetap, yaitu -50° C.
b) Lapisan panas, terletak antara 21 – 35 km dengan
temperatur antara -50° C sampai + 50° C.
c) Lapisan campuran teratas, terletak antara 36 – 50 km
dengan temperatur antara -70° C sampai +80° C.
2) Pada stratosfer terdapat lapisan ozon (O3) pada ketinggian 35 km
sehingga disebut juga ozonosfer. Pada stratosfer, perbedaan ketinggian
menyebabkan perbedaan suhu.
3) Ozon merupakan lapisan yang memegang peranan penting bagi kehidupan
karena menjadi pelindung pada permukaan bumi dari pancaran sinar
ultraviolet matahari yang berlebihan sehingga tidak merusak kehidupan
di bumi.
4) Pada lapisan ini terdapat lapisan stratopause yang merupakan lapisan
peralihan antara stratosfer dan mesosfer. Suhu di stratopause umumnya
konstan.
c. Mesosfer
Terdapat lapisan mesosfer yang berada pada ketinggian antara 50–80 km.
Lapisan ini mempunyai peranan penting karena dapat melindungi bumi dari
kejatuhan meteor. Pada lapisan ini meteor hancur dan terbakar karena
gesekan dengan udara sehingga hanya kepingan-kepingan kecil yang sampai
di permukaan bumi. Diperkirakan kecepatan meteor sewaktu memasuki
atmosfer bumi mencapai 25.000 km per jam. Karena kecepatan itulah meteor
terbakar dan hancur sehingga menimbulkan cahaya terang yang bergerak
cepat pada malam hari.
d. Termosfer atau Ionosfer
Merupakan lapisan udara yang terletak pada ketinggian lebih dari 80 km. Ciri-ciri lapisan ini adalah sebagai berikut.
1) Pada lapisan ini sebagian molekul dan atom-atom atmosfer mengalami proses ionisasi, maka sering disebut lapisan ionosfer.
2) Pada lapisan ini terdapat lapisan inversi, yaitu lapisan atmosfer
yang menunjukkan makin naik, suhunya makin tinggi. Karena itulah lapisan
ini memiliki temperatur yang cukup tinggi hingga mencapai ratusan
derajat Celcius, sehingga disebut lapisan termosfer.
3) Pada lapisan terdapat partikel-partikel ion yang berfungsi sebagai
pemantul gelombang radio. Lapisan ionosfer terbagi menjadi tiga lapisan
sebagai berikut.
a) Lapisan E atau lapisan Kennely Heavyside (100 – 200 km).
b) Lapisan F atau lapisan Appleton (200 – 400 km).
c) Lapisan atom (400 – 800 km).
a) Lapisan E atau lapisan Kennely Heavyside (100 – 200 km).
b) Lapisan F atau lapisan Appleton (200 – 400 km).
c) Lapisan atom (400 – 800 km).
Pada lapisan E dan F, gelombang radio mengalami pemantulan, yakni gelombang panjang dan pendek.
4. Manfaat Atmosfer
Seandainya bumi yang kita tempati ini tidak diselimuti oleh atmosfer,
tentu tidak akan ada kehidupan. Atmosfer merupakan salah satu komponen
utama pendukung kehidupan di bumi selain air. Berikut beberapa manfaat
atmosfer bagi kehidupan di muka bumi.
a. Memantulkan kembali sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari.
Radiasi ultraviolet sangat berbahaya bagi makhluk hidup di bumi.
b. Melindungi bumi dari benturan benda-benda langit atau meteor yang hancur lebih dahulu di lapisan mesosfer.
c. Sebagai pemantul gelombang radio yang digunakan dalam proses telekomunikasi.
d. Menjaga kestabilan suhu udara, sehingga tidak terlalu panas di siang hari dan terlalu dingin di malam hari.
e. Membantu makhluk hidup dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen untuk bernapas.
f. Menjaga temperatur bumi. Tanpa atmosfer, temperatur bumi pada siang dan malam dapat berbeda drastis. Temperatur siang akan tinggi sekali dan temperatur malam akan rendah sekali. Atmosfer menjaga agar temperatur antara siang dan malam hari tidak terlalu jauh berbeda.
g. Sebagai sumber gas dan uap pembuat hujan.
b. Melindungi bumi dari benturan benda-benda langit atau meteor yang hancur lebih dahulu di lapisan mesosfer.
c. Sebagai pemantul gelombang radio yang digunakan dalam proses telekomunikasi.
d. Menjaga kestabilan suhu udara, sehingga tidak terlalu panas di siang hari dan terlalu dingin di malam hari.
e. Membantu makhluk hidup dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen untuk bernapas.
f. Menjaga temperatur bumi. Tanpa atmosfer, temperatur bumi pada siang dan malam dapat berbeda drastis. Temperatur siang akan tinggi sekali dan temperatur malam akan rendah sekali. Atmosfer menjaga agar temperatur antara siang dan malam hari tidak terlalu jauh berbeda.
g. Sebagai sumber gas dan uap pembuat hujan.
5. Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat di daerah yang relatif
sempit. Misalnya keadaan hujan, cuaca cerah, banyak terdapat awan,
tekanan angin tinggi, udara panas atau sejuk di suatu kota. Adapun iklim
adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang relatif luas dan
waktu yang relatif lama (puluhan tahun). Ilmu yang mempelajari cuaca
disebut meteorologi dan ilmu yang mempelajari iklim adalah klimatologi.
Cuaca dan iklim di bumi ini senantiasa berubah-ubah. Walau begitu, sifat
dan polanya pada kawasan tertentu memiliki kecenderungan yang sama.
Cuaca dan iklim dapat terbentuk karena unsur-unsur sinar matahari,
suhu/temperatur, kelembapan udara, tekanan udara, curah hujan, angin,
dan awan.
a. Sinar Matahari
Bumi beredar mengelilingi matahari pada lintasan elips yang disebut
garis edar (orbit). Matahari yang berpijar memancarkan sinarnya ke
segala arah, dan bumi yang mengelilinginya pun menerima sinar matahari
tersebut. Karena bumi berbentuk bulat dan selalu berputar pada porosnya,
tidak mungkin semua permukaan bumi menerima penyinaran matahari pada
saat yang bersamaan. Waktu penerimaan sinar matahari di suatu kawasan
tertentu sangat dipengaruhi oleh letak lintang kawasan tersebut.
Makin tinggi letak lintang suatu kawasan, maka penyinaran akan makin
kurang, sehingga waktu siang hari di kawasan tersebut makin pendek.
Di samping itu, penyinaran matahari pada bumi juga dipengaruhi oleh
pergerakan unsur-unsur di atmosfer. Misalnya, awan yang ada pada lapisan
troposfer dapat menghalangi sinar matahari di suatu kawasan,
sehingga kawasan yang diselubungi awan tersebut tidak
mendapat penyinaran matahari.
b. Suhu (Temperatur)
Adanya perbedaan tingkat pemanasan matahari di permukaan bumi
menyebabkan suatu kawasan akan memiliki perbedaan suhu dengan kawasan
lainnya. Sebagian panas yang sampai ke permukaan bumi diserap dan
sebagian lagi dipantulkan. Pantulan sinar matahari tersebut akan
sangat memengaruhi suhu di kawasan tersebut.
Kawasan permukaan bumi yang berada pada posisi garis lintang 0 – 23°
(sekitar garis khatulistiwa) akan mengalami pemanasan yang lebih banyak
dibanding kawasan yang dekat kutub. Perhatikan Gambar 10.14!
Daerah atau dataran yang tinggi akan memiliki suhu yang lebih sejuk
dibanding daerah atau dataran yang rendah. Hal ini terjadi karena
pemanasan berlangsung melalui gelombang pantulan pemanasan dari
permukaan. Dataran tinggi semacam pegunungan biasanya tidak membentang
seperti dataran rendah, sehingga pemantulan pun tidak dapat berlangsung
maksimal. Selain itu, kerapatan udara di dataran tinggi lebih renggang
daripada di dataran rendah, sehingga udara di dataran tinggi kurang
mampu menyerap panas.
Pemanasan di darat akan lebih cepat dibandingkan perairan karena keadaan
daratan yang padat dan sulit ditembus sinar matahari. Pemanasan pada
kawasan perairan berlangsung lambat karena air selalu bergerak dan dapat
tertembus sinar matahari.
Dari penjelasan di atas, penerimaan panas Matahari ke permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
a. Sudut datang sinar matahari di posisi tegak lurus atau miring.
b. Lamanya penyinaran matahari, semakin lama siangnya semakin panas yang diterima bumi.
c. Keadaan muka bumi yang meliputi daratan yang bervegetasi, gurun pasir, dan lautan.
d. Banyak sedikitnya awan atau uap air di udara.
a. Sudut datang sinar matahari di posisi tegak lurus atau miring.
b. Lamanya penyinaran matahari, semakin lama siangnya semakin panas yang diterima bumi.
c. Keadaan muka bumi yang meliputi daratan yang bervegetasi, gurun pasir, dan lautan.
d. Banyak sedikitnya awan atau uap air di udara.
c. Kelembaban Udara
Pemanasan yang terjadi pada permukaan bumi menyebabkan air-air yang ada
pada permukaan bumi, baik di daratan maupun lautan, menguap dan termuat
dalam udara.Kandungan uap yang ada dalam udara ini dinamakan kelembaban
udara. Kelembaban udara dapat berubahubah, tergantung pada pemanasan
yang terjadi. Makin tinggi suhu di suatu kawasan, maka makin tinggi pula
tingkat kelembaban udara di kawasan tersebut, karena udara
yang mengalami pemanasan, merenggang, dan terisi oleh uap air.
Kandungan uap air yang termuat dalam jumlah udara tertentu pada
temperatur tertentu dibandingkan dengan kandungan uap yang dapat termuat
dalam udara tersebut disebut kelembaban relatif atau kelembaban
nisbi. Besarnya kelembaban relatif dinyatakan dalam persen. Untuk
menentukan kelembaban relatif, digunakan persamaan sebagai berikut.
Kelembaban Relatif =(e/E) x 100%
Kelembaban Relatif =(e/E) x 100%
Keterangan:
e = jumlah uap air yang dikandung udara (lembab absolut)
E = jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung dalam udara tersebut
e = jumlah uap air yang dikandung udara (lembab absolut)
E = jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung dalam udara tersebut
d. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul oleh adanya berat dari
lapisan udara. Udara merupakan kumpulan gas yang masing-masing memiliki
massa dan menempati ruang. Karena massa yang dimilikinya, udara pun
memiliki tekanan. Suhu di suatu kawasan sangat berpengaruh terhadap
tekanan udara di kawasan tersebut. Bila suhu makin tinggi, maka tekanan
udara akan makin rendah. Ini disebabkan udara yang hangat bersifat
renggang. Sebaliknya, bila suhu makin rendah, maka tekanan udara akan
makin tinggi karena udara yang dingin lebih padat daripada udara yang
panas. Berdasarkan hal tersebut, suhu sangat menentukan perbedaan
tekanan udara di setiap kawasan di muka bumi ini.
e. Angin
Seperti telah kita ketahui, tekanan udara di setiap kawasan di bumi ini
tidak sama. Karena adanya perbedaan tekanan udara di dua kawasan yang
berbeda, maka udara yang berada di salah satu kawasan tersebut akan
bergerak di kawasan lain. Udara akan bergerak dari daerah dengan tekanan
udara tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah untuk mengisi
ruang. Maka udara bergerak dari daerah yang dingin ke daerah yang lebih
panas. Udara yang bergerak ini disebut angin.
f. Curah Hujan
f. Curah Hujan
Hujan ialah suatu proses jatuhnya air (H2O) dari udara ke permukaan
bumi. Air yang jatuh dapat berbentuk cair maupun padat (es dan salju).
Hujan terjadi karena menguapnya air sebagai akibat dari pemanasan
sinar matahari. Uap-uap air tersebut kemudian naik ke atmosfer dan
mengalami kondensasi sehingga membentuk awan. Lama-kelamaan awan akan
makin berat, karena kandungan airnya makin banyak. Bila uap air di awan
telah mencapai jumlah tertentu, maka titik-titik air pada awan tersebut
akan jatuh sebagai hujan.
g. Awan
Awan adalah kumpulan besar dari titik-titik air atau kristalkristal es
yang halus di atmosfer. Pada waktu musim kemarau sedikit sekali kita
jumpai awan di udara karena penguapan yang terjadi sedikit, tetapi di
musim hujan kita dapat menjumpai banyak sekali awan dengan
berbagai bentuk dan variasinya, hal ini karena kandungan uap air
di udara cukup banyak.
Berdasarkan bentuknya, awan dibedakan sebagai berikut.
1) Awan cumulus, yaitu awan putih yang bergerombol yang sering kita lihat di siang dan sore hari.
2) Awan stratus, yaitu awan yang berbentuk seperti selimut yang berlapis-lapis dan relatif luas.
3) Awan cirrus, yaitu awan yang letaknya tinggi sekali dan tipis seperti tabir.
4) Awan nimbus, yaitu awan gelap dengan bentuk yang tidak menentu, awan ini menandakan akan terjadinya hujan.
1) Awan cumulus, yaitu awan putih yang bergerombol yang sering kita lihat di siang dan sore hari.
2) Awan stratus, yaitu awan yang berbentuk seperti selimut yang berlapis-lapis dan relatif luas.
3) Awan cirrus, yaitu awan yang letaknya tinggi sekali dan tipis seperti tabir.
4) Awan nimbus, yaitu awan gelap dengan bentuk yang tidak menentu, awan ini menandakan akan terjadinya hujan.
Kadang-kadang dijumpai bentuk-bentuk awan yang
bervariasi atau gabungan. Contohnya awan cumulonimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal gelap yang biasanya disertai dengan petir dan hujan yang lebat. Jenis awan ini sangat berbahaya bagi penerbangan.
bervariasi atau gabungan. Contohnya awan cumulonimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal gelap yang biasanya disertai dengan petir dan hujan yang lebat. Jenis awan ini sangat berbahaya bagi penerbangan.
C. Gangguan Kesehatan dan Pencemaran Lingkungan
Apa yang terjadi jika litosfer dan atmosfer mengalami gangguan atau
kerusakan? Jika lingkungan mengalami gangguan atau kerusakan, tentu akan
berdampak pada makhluk hidup yang ada di dalamnya. Misalnya jika udara
yang kamu hidup kotor, tentu lama-kelamaan dapat mengakibatkan gangguan
pernapasan. Jika air yang sehari-hari kamu konsumsi telah tercemar,
tentu kamu dapat mengalami iritasi kulit, gangguan pencernaan, dan
berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Mengapa litosfer dan atmosfer dapat mengalami gangguan
dan kerusakan? Kepadatan penduduk merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Lingkungan menerima polutan dari berbagai sumber. Misalnya, sampah rumah tangga dan sampah pada tempat pariwisata; limbah buangan beracun yang berasal dari pabrik-pabrik dan pembangkit listrik; adanya zat-zat kimia yang dipakai untuk persawahan, seperti pestisida untuk membunuh hama dan bahan penyubur yang membantu pertumbuhan tanaman.
dan kerusakan? Kepadatan penduduk merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Lingkungan menerima polutan dari berbagai sumber. Misalnya, sampah rumah tangga dan sampah pada tempat pariwisata; limbah buangan beracun yang berasal dari pabrik-pabrik dan pembangkit listrik; adanya zat-zat kimia yang dipakai untuk persawahan, seperti pestisida untuk membunuh hama dan bahan penyubur yang membantu pertumbuhan tanaman.
Salah satu akibat pencemaran udara adalah menipisnya lapisan ozon, hujan
asam, cuaca yang tidak terduga, dan naiknya permukaan air laut karena
mencairnya pulau-pulau es di kutub. Apabila lapisan ozon makin menipis,
maka sinar ultraviolet akan menembus ke permukaan bumi dengan kuat.
Radiasi ultraviolet sangat merugikan manusia, hewan, dan tanaman.
Sinar ultraviolet dapat menimbulkan penyakit katarak pada
mata, berkembangnya penyakit kanker kulit, menurunkan kemampuan manusia
untuk melawan infeksi, mengganggu proses fotosintesis pada tanaman baru
sehingga menurunkan produksi panen berbagai tanaman pertanian dan
perkebunan.
Untuk mengurangi bahaya menipisnya lapisan ozon dapat dilakukan dengan
cara, antara lain, pembatasan jumlah kendaraan untuk memperkecil
pencemaran asap, penghapusan secara bertahap produksi CFC dan halon
serta mengembangkan CFC yang ramah lingkungan, seperti hidrokarbon
dan hidroklorofluorokarbon (HCFC).
Hujan asam pertama kali terjadi di Skandinavia pada tahun 1960-an. Para
ilmuwan memperhatikan bahwa ikan-ikan menyelam lebih dalam di danau dan
sungai-sungai dikarenakan air di permukaan bersifat asam. Air asam ini
berasal dari air hujan. Air hujan yang bersifat asam ini disebabkan oleh
adanya oksida sulfur dan oksida nitrogen yang dihasilkan
oleh pembakaran batu bara atau minyak. Gas-gas ini dibawa ke dalam
atmosfer dan disebarkan pada daerah yang luas oleh angin. Gas-gas itu
akan larut di dalam air hujan dan berubah menjadi asam sulfat dan asam
nitrat. Hujan asam dapat merusak tanaman, berbagai peralatan, dan
bangunan. Jika air yang asam ini kamu gunakan untuk mandi atau mencuci,
dapat menyebabkan iritasi kulit. Dan bila diminum, dapat
menyebabkan gangguan pencernaan dan gangguan kesehatan yang lain.
Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam mengonsumsi air.
Pencemaran di litosfer juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan
lingkungan. Contohnya adalah pencemaran minyak di perairan laut. Saat
ini terdapat lebih dari 3.000 tanker (kapal pengangkut minyak) yang
berada di atas lautan untuk mengangkut minyak dengan tujuan keseluruh
dunia. Pencemaran minyak dapat berasal dari pembersihan tangki
dan kecelakaan yang terjadi di lautan. Ketika minyak tumpah,
lapisan minyak akan menutupi permukaan lautan yang luas. Minyak dapat
membunuh kehidupan di laut. Jika minyak di buang ke pantai, maka akan
merusak pantai. Minyak diuraikan oleh bakteri secara alami dengan
lambat. Pencemaran minyak dapat dihilangkan lebih cepat oleh manusia,
tetapi biayanya mahal. Contoh pemecahan masalah akibat pencemaran
minyak, antara lain, dengan mendaur ulang minyak dan
mengurangi kecelakaan tanker.
Sampah juga dapat menjadi sumber gangguan litosfer dan atmosfer. Sampah
tersebar di berbagai tempat, seperti sungai, selokan, lautan, dan daerah
pariwisata. Sampah anorganik seperti plastik, kaleng, dan botol kaca
sukar diuraikan secara alami sehingga tahan selama bertahun-tahun. Jika
sampah seperti ini dibuang di lautan dapat mengganggu kehidupan ikan,
burung laut, dan mamalia laut.
Industri juga menghasilkan limbah. Sejumlah besar limbah pabrik dibuang
melalui sungai menuju lautan. Limbah industri ini dapat meracuni
lingkungan. Limbah ini banyak mengandung logam berat dan bahan kimia
beracun lainnya. Kadar logam berat di sungai dan lautan yang tinggi
dapat membahayakan makhluk hidup yang hidup di dalamnya dan
yang memanfaatkan air dari tempat tercemar tersebut. Contohnya, tembaga.
Pencemaran yang disebabkan tembaga dapat logam tersebut. Logam tembaga
akan tersimpan dan tertimbun hingga ke tingkat yang membahayakan di
dalam tubuh hewan lain dan manusia yang telah memakan ikan-ikan
tersebut. Selain mengandung bahan kimia berbahaya, limbah juga
sering mengandung bakteri, virus, dan telur parasit yang berbahayabagi
kesehatan manusia.
Sejumlah bahan kimia tiruan yang buatan juga dapat menyebabkan gangguan
atmosfer dan litosfer. Contohnya adalah pestisida DDT. Residu DDT sukar
terurai di lingkungan. Insektisida DDT (dichlorodi-pheniltrichloretan)
dapat menyebabkan cangkang telur burung menjadi tipis sehingga
telur mudah pecah sebelum menetas. DDT ini juga menyebabkan kanker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar